BolaSepak – PSM Makassar harus menelan pil pahit setelah Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi berupa pengurangan poin akibat pelanggaran aturan. Tim berjuluk Juku Eja ini terbukti memainkan 12 pemain dalam sebuah pertandingan, sebuah pelanggaran yang diatur dalam Pasal 56 Kode Disiplin PSSI edisi 2023. Aturan tersebut secara spesifik mencantumkan delapan kategori pemain tidak sah, dan kasus PSM masuk dalam kategori "Pemain yang dimainkan kembali oleh suatu tim yang sebelumnya telah diganti dalam pertandingan yang sama".
Konsekuensi dari pelanggaran ini tertuang jelas dalam pasal tersebut. Tim yang memainkan pemain tidak sah akan dinyatakan kalah (forfeit) dengan pemotongan poin dan denda minimal Rp 90 juta. Lebih lanjut, Pasal 28 Kode Disiplin PSSI memperjelas sanksi tersebut: Tim dinyatakan kalah 0-3 (jika sebelumnya menang) dan dikurangi 3 poin klasemen. Inilah yang kemudian dijatuhkan kepada PSM Makassar.
Awalnya, sanksi yang dijatuhkan tampak lebih berat. PSM sempat kehilangan enam poin, namun setelah protes keras dari manajemen tim yang menilai PT Liga Indonesia Baru (LIB) salah interpretasi aturan, sanksi direvisi menjadi pengurangan tiga poin. Manajer PSM, Nur Fajrin, menjelaskan protes tersebut dalam konferensi pers virtual, Senin (30/12/2024), menyatakan bahwa "Berdasarkan pasal 28 Kode Disiplin PSSI 2023 tentang Forfeit, tidak ada aturan yang menyatakan kami dapat dijatuhi minus tiga poin tambahan di luar kekalahan WO, kami mempertanyakan itu." Setelah dilakukan pengecekan ulang, PT LIB mengakui kesalahan dan mengoreksi sanksi menjadi pengurangan tiga poin, sehingga poin PSM kini kembali ke angka 24. Kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua klub peserta kompetisi untuk benar-benar memahami dan mematuhi aturan Kode Disiplin PSSI.
