BolaSepak – Kemenangan dramatis Crystal Palace di Piala FA, mengalahkan Manchester City 1-0 dan meraih trofi perdana dalam sejarah klub, nyatanya tak lantas menjamin partisipasi mereka di Liga Europa. Kegembiraan The Eagles terancam sirna karena masalah kepemilikan klub yang kini menjadi sorotan UEFA.
Tiket ke Liga Europa didapatkan Palace berkat keberhasilan mereka menjuarai Piala FA. Namun, berdasarkan laporan Bild, kepemilikan saham klub oleh John Textor, yang juga pemilik mayoritas Olympique Lyon (klub yang juga lolos ke Liga Europa), menjadi batu sandungan. Textor, yang menguasai 43 persen saham Crystal Palace sejak 2021, potensial melanggar regulasi UEFA yang melarang seseorang memiliki kendali atau pengaruh signifikan di beberapa klub yang berkompetisi di turnamen yang sama.

Palace kini berada di bawah tekanan untuk membuktikan bahwa Textor tidak memiliki wewenang pengambilan keputusan di kedua klub. Gagal melakukannya, konsekuensinya sangat fatal: Crystal Palace terancam dicoret dari Liga Europa dan harus rela turun kasta ke Conference League. Jatah mereka di Liga Europa pun akan diberikan kepada Nottingham Forest, tim peringkat tujuh Liga Inggris.
Masalah tak berhenti sampai di situ. David Blitzer, pemilik saham Palace lainnya, juga memiliki saham di Brondby IF, klub Denmark yang juga lolos ke Conference League musim depan. Situasi ini semakin memperumit peluang Palace untuk tampil di kancah Eropa.
Skenario terburuk? Jika Palace benar-benar gagal tampil di kompetisi Eropa, jatah mereka akan jatuh ke tangan Brighton & Hove Albion, rival besar mereka yang finis di peringkat delapan Premier League. Ironisnya, Crystal Palace sendiri sebenarnya gagal menembus zona Eropa melalui klasemen Liga Inggris, hanya mampu finis di peringkat ke-12 dengan raihan 53 poin. Nasib Crystal Palace di Eropa kini berada di ujung tanduk.