BolaSepak – Barcelona baru saja menorehkan tinta emas dengan merengkuh gelar juara di musim 2024/2025. Namun, di balik euforia tersebut, terungkap sebuah fakta menarik: kekalahan kandang dari Atletico Madrid menjadi titik balik kebangkitan Blaugrana.
Perayaan gelar juara Liga Spanyol yang diraih usai menaklukkan Espanyol 2-0 diwarnai dengan suka cita para pemain dan pendukung. Meski sempat tersandung kekalahan 2-3 dari Villarreal, keberhasilan mengangkat trofi di hadapan publik sendiri menjadi puncak dari perjalanan panjang yang penuh liku.

Paruh pertama musim menjadi roller coaster bagi Barcelona. Setelah mengawali musim dengan gemilang, memenangkan 11 dari 12 pertandingan, performa tim merosot tajam. Rentetan hasil buruk, hanya dua kemenangan dan tiga kekalahan dalam tujuh laga di November-Desember 2024, membuat banyak pihak meragukan kapasitas Los Cules.
Puncaknya, Barcelona dipermalukan Atletico Madrid 1-2 di Camp Nou. Kekalahan tersebut ternyata menjadi cambuk bagi kebangkitan tim. Selepas jeda musim dingin, Barcelona tampil trengginas, mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 17 pertandingan sebelum akhirnya dihentikan Villarreal.
Keberhasilan mengawinkan gelar LaLiga dengan Copa del Rey dan Piala Super Spanyol semakin melengkapi kebahagiaan Cules. Pelatih Hansi Flick pun mengingatkan timnya untuk tidak terlena dan bersiap menghadapi tantangan yang lebih berat di musim 2025/2026.
"Musim depan, kami harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan gelar. Ini bukan tentang kesempurnaan, tapi tentang evolusi," ujar Flick kepada DAZN. Ia juga menyoroti pentingnya kekalahan dari Atletico Madrid sebagai momentum kebangkitan tim.
"Pertandingan melawan Atletico sangat penting. Kami memang kalah, tapi kami bermain dengan sangat baik dan mulai keluar dari periode buruk di bulan November. Hal itu membantu kami terus percaya. Kembalinya De Jong dan Gavi, serta peningkatan performa tim, memungkinkan kami merayakan kesuksesan ini," pungkas Flick.