BolaSepak – Paul Pogba, bintang sepak bola Prancis yang pernah bersinar di Manchester United, mengungkapkan kekecewaan mendalamnya terhadap Juventus. Keputusan klub untuk menghentikan kontraknya di tengah kasus doping yang tengah dihadapinya, membuat Pogba merasa ditinggalkan dan tak mendapat dukungan yang seharusnya. Kejadian ini terungkap dalam wawancara eksklusif Pogba dengan program Sept a huit di TF1.
Pemain berusia 32 tahun itu dinyatakan positif doping setelah pertandingan Juventus melawan Udinese pada tahun 2023, meskipun ia tak bermain dalam laga tersebut. Awalnya, ia dijatuhi sanksi larangan bermain selama empat tahun. Namun, setelah banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS), hukumannya dipangkas menjadi 18 bulan. Meskipun sudah bisa kembali bermain sejak Maret lalu, Pogba merasa Juventus sama sekali tak memberikan dukungan selama masa sulit tersebut.

"Aku meminta bantuan kepada Juventus, tetapi tidak diberi," ujar Pogba dengan nada kecewa. Ia mengungkapkan bahwa ia meminta bantuan pelatih kebugaran, namun permohonannya diabaikan. "Aku punya hak untuk mendapatkannya. Juventus tidak mendukungku, dan itu membuatku terpukul. Aku tidak tahu mengapa. Rasanya aku berjuang melawan otoritas anti-doping sendirian, bukan bersama klubku," tambahnya.
Masa hukuman yang dijalaninya pun berdampak besar pada kehidupan pribadi Pogba. Anak-anaknya terus bertanya kapan sang ayah akan kembali bermain sepak bola. "Aku tak bisa mengantar anak-anakku ke sekolah setiap hari, melewati stadion dan pusat latihan, dan tahu bahwa aku tak akan bisa bermain dalam waktu yang lama. Mereka terus bertanya kapan aku akan kembali ke lapangan," ungkap Pogba, juara Piala Dunia 2018. Pernyataan Pogba ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi Juventus dan menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana klub menangani para pemainnya dalam situasi sulit.