BolaSepak – Kedatangan Hansi Flick ke Barcelona diharapkan menjadi angin segar setelah kepergian Xavi Hernandez. Ekspektasi tinggi mengiringi pelatih asal Jerman tersebut, namun realitanya jauh panggang dari api. Alih-alih membawa perubahan signifikan, performa Barcelona di bawah asuhan Flick justru terbilang mengecewakan dan bahkan lebih buruk dari era Xavi.
Awalnya, Barcelona di bawah Flick tampil perkasa, memuncaki klasemen LaLiga hingga pekan ke-15. Lewandowski, Raphinha, dan Yamal tampil memukau. Namun, segalanya berubah drastis dalam tujuh laga terakhir. Satu kemenangan, satu hasil imbang, dan empat kekalahan menjadi catatan buruk mereka. Posisi Barcelona pun merosot ke peringkat tiga dengan koleksi 38 poin dari 19 pertandingan, disalip Atletico Madrid dan Real Madrid. Ironisnya, poin tersebut sama dengan raihan Xavi di laga ke-19 musim lalu.

Lebih memalukan lagi, di bawah Flick, Barcelona untuk pertama kalinya menelan tiga kekalahan kandang beruntun. Total kekalahan mereka musim ini mencapai lima kali, lebih banyak dari musim lalu di bawah Xavi. Secara statistik, Flick pun menjadi pelatih Barcelona terburuk dalam beberapa tahun terakhir. Rasio kekalahannya mencapai 26,3 persen (5 dari 19 laga), jauh lebih tinggi dibandingkan Xavi (15 persen), Ronald Koeman (21 persen), dan Quique Setien (16 persen). Dengan ketidakpastian status beberapa pemain di paruh kedua musim, masa depan Barcelona di bawah Flick masih diliputi tanda tanya besar, bahkan berpotensi semakin buruk.
Jeda kompetisi LaLiga selama hampir sebulan, mulai 18 Januari mendatang, memberikan kesempatan bagi Flick untuk memperbaiki keadaan. Piala Super Spanyol menjadi ujian pertamanya, dengan laga semifinal melawan Athletic Bilbao pada 8 Januari. Mampukah Flick menyelamatkan Barcelona dari mimpi buruk ini? Pertanyaan itu masih menjadi teka-teki.