BolaSepak – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, baru-baru ini membeberkan strategi kontroversial yang diterapkannya untuk membenahi sepakbola Indonesia. Dalam wawancara dengan Reuters, Erick Thohir menjelaskan pendekatan ‘atas-bawah’ yang diterapkannya, sebuah langkah yang memicu pro dan kontra di kalangan pecinta sepakbola tanah air.
"Olahraga adalah hal yang lokal. Kami sudah membersihkan liga, bekerja sama dengan Federasi Sepakbola Jepang (JFA) untuk membersihkan wasit," tegas Erick Thohir, menekankan komitmennya dalam membersihkan praktik-praktik kotor di kompetisi domestik. Ia juga menambahkan bahwa fokus pada fundamental klub-klub akan menjadi kunci pengembangan talenta pemain muda. Uniknya, PSSI memilih pendekatan ‘top-down’, berbeda dengan negara-negara sepakbola raksasa lainnya yang lebih mengutamakan pembinaan dari akar rumput.
"Kami akan terus melanjutkan program untuk membangunkan macan yang tertidur untuk masuk ke peta sepakbola dunia," sambung Erick Thohir, penuh optimisme. Di bawah kepemimpinannya, PSSI memang fokus membenahi Tim Nasional Indonesia, termasuk merekrut pemain diaspora berkualitas. Langkah ini, meskipun menuai pujian, juga menimbulkan kekhawatiran karena mengurangi kesempatan pemain lokal di liga domestik.
Strategi ini, yang diakui sebagai program jangka pendek, menjadikan Timnas Indonesia sebagai barometer bagi pemain muda untuk bermimpi besar. Namun, perdebatan pun muncul. Banyak yang berpendapat bahwa pembenahan sepakbola seharusnya dimulai dari bawah, dengan pembinaan usia muda yang kuat dan penataan kompetisi yang lebih baik, baru kemudian melahirkan Timnas yang tangguh. Berbeda dengan Jerman atau Jepang yang menerapkan pendekatan ‘bottom-up’, PSSI memilih jalan yang lebih cepat, namun berisiko. Apakah strategi kontroversial ini akan membuahkan hasil? Kita tunggu saja gebrakan selanjutnya dari PSSI.
