BolaSepak – Kehadiran pelatih asal Belanda di Liga 1 musim depan bak gelombang pasang. Fenomena ini memicu pertanyaan: apakah ini strategi terselubung untuk menyelaraskan kualitas pemain dengan Timnas Indonesia? Terlebih, Timnas Indonesia saat ini didominasi oleh pelatih dari Negeri Kincir Angin. Patrick Kluivert memimpin Timnas senior, dibantu Alex Pastoor dan Denny Landzaat. Sementara Gerard Vanenburg memegang kendali Timnas U-23, didampingi Simon Tahamata yang juga menjabat sebagai kepala scouting.
Setidaknya empat pelatih Belanda telah dikonfirmasi bergabung dengan klub Liga 1 untuk musim 2025/2026. Nama-nama seperti Johnny Jansen (Bali United), Peter de Roo (Persis Solo), dan Jean-Paul van Gastel (PSIM Yogyakarta) bergabung dengan Jan Olde Riekerink yang lebih dulu bergabung.

Muhammad Kusnaeni, pengamat sepak bola Indonesia, menganggap fenomena ini bukan hal yang mengejutkan. Ia mengingatkan keberhasilan pelatih Belanda sebelumnya di Indonesia, seperti Robert Rene-Alberts yang membawa Arema FC juara ISL 2009/2010, dan mendiang Henk Wullems yang mengantarkan Bandung Raya meraih gelar juara Liga Indonesia 1995/1996, serta meraih perak SEA Games 1997 bersama Timnas.
"Banyaknya pelatih Belanda di Liga 1 bukanlah hal baru. Sejak dulu, banyak pelatih asal Belanda yang sukses di Indonesia," ujar Bung Kus melalui pesan WhatsApp. Ia mencontohkan nama-nama besar seperti Wim Rijsbergen, Henk Wullems, dan Wiel Coerver di level Timnas, serta Rene Alberts, Pieter Huistra, dan Jan Olde Riekerink di level klub.
Bung Kus menambahkan, kehadiran dominan pelatih Belanda di Timnas menjadi daya tarik tersendiri bagi klub Liga 1. "Klub berharap pemainnya lebih mudah dipanggil Timnas dengan pelatih asal Belanda," jelasnya. Prestasi pelatih Belanda di kancah internasional, seperti Arne Slot di Liverpool dan Giovanni van Bronckhorst di Besiktas, juga menjadi faktor pendukung.
Selain prestasi, Bung Kus menunjuk faktor lain: disiplin dan profesionalitas tinggi yang menjadi ciri khas pelatih Belanda, serta kedekatan historis Indonesia dengan Belanda yang menciptakan iklim kerja sama yang lebih harmonis. "Intinya, pelatih Belanda menawarkan daya tarik dan kelebihan dibanding pelatih dari negara lain," pungkasnya.