Kepergian Simone Inzaghi dari Inter Milan meninggalkan luka mendalam bagi para pemain, terutama Denzel Dumfries. BolaSepak melaporkan, empat tahun kebersamaan telah menciptakan ikatan yang lebih dari sekadar hubungan pelatih dan pemain; Inzaghi telah membangun sebuah keluarga di ruang ganti Nerazzurri. Keputusan Inzaghi menerima tawaran menggiurkan dari klub Arab Saudi, Al Hilal, menyusul kekalahan di final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain, menjadi pukulan telak bagi skuad Inter.
Selama empat musim, Inzaghi berhasil membentuk tim yang kompetitif meskipun dengan anggaran terbatas. Prestasinya gemilang: scudetto Liga Italia 2023/2024, persaingan ketat di puncak klasemen musim ini (hanya terpaut satu poin dari Napoli), dua Coppa Italia, tiga Piala Super Italia, dan dua final Liga Champions. Meskipun gagal meraih trofi Si Kuping Besar, Inzaghi meninggalkan warisan yang signifikan.

Dumfries, yang bergabung dengan Inter bersamaan dengan Inzaghi, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam. "Sangat berat bagi saya dan semua pemain. Kami sangat dekat dengan Inzaghi. Kami seperti keluarga selama empat tahun," ungkap bek sayap asal Belanda itu kepada Football Italia. Kepergian Inzaghi, menurut Dumfries, terasa seperti akhir dari sebuah siklus, bukan hanya dalam sepak bola, tetapi juga dalam kehidupan pribadi mereka.
Meski begitu, Dumfries menegaskan tekadnya untuk bangkit dan menatap masa depan bersama pelatih baru, Cristian Chivu. "Begitulah hidup, tentang beranjak dan menerima tantangan baru. Saya senang Inzaghi menemukan petualangan baru, dan kami juga melangkah dengan kegembiraan," tambahnya. Pernyataan ini menunjukkan tekad Inter untuk tetap kompetitif dan melanjutkan perjuangan di bawah kepemimpinan Chivu.