BolaSepak – Piala AFF 2024 menyajikan kontras tajam bagi dua pelatih asal Korea Selatan. Kim Sang-sik, pelatih Vietnam, menuai pujian setelah membawa negaranya melesat ke semifinal, sementara Shin Tae-yong (STY), pelatih Timnas Indonesia, justru menghadapi kritik pedas usai gagal lolos fase grup.
Keberhasilan Vietnam melaju ke babak empat besar tak lepas dari performa impresif mereka di fase grup. Tim berjuluk The Golden Star Warriors itu mendominasi Grup A dengan raihan 10 poin, hasil dari empat laga; menang telak 4-1 atas Laos, menaklukkan Indonesia 1-0, bermain imbang 1-1 melawan Filipina, dan membantai Myanmar 5-0. Kemenangan-kemenangan ini membuat Kim Sang-sik banjir pujian dari media Korea Selatan.

Media Nate, misalnya, bahkan membandingkan Kim Sang-sik dengan pendahulunya, Park Hang-seo, yang sukses membawa Vietnam juara Piala AFF 2018. Nate memprediksi Kim Sang-sik mampu menyamai, bahkan melampaui, pencapaian Park Hang-seo. "Jika Pelatih Kim mengalahkan Thailand di final dan memenangkan kejuaraan, ekspektasi meningkat bahwa ia akan mampu mengulangi prestasi yang diraih pelatih Park di masa lalu," tulis Nate.
Berbeda jauh dengan euforia yang menyelimuti Kim Sang-sik, STY justru harus menghadapi sorotan tajam. Media Hankooki, misalnya, mengungkapkan keheranan atas performa Timnas Indonesia di bawah arahan STY. Kegagalan Indonesia lolos fase grup Piala AFF 2024 dinilai mengejutkan, terutama mengingat performa konsisten mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026. "Tim nasional sepakbola Indonesia yang dipimpin pelatih Shin Tae-yong mengalami eliminasi fase grup yang mengejutkan dalam kompetisi antar negara Asia Tenggara," tulis Hankooki.
Kegagalan ini menjadi catatan terburuk STY sejak menangani Timnas Indonesia pada 2020. Untuk pertama kalinya, Indonesia gagal melaju ke babak selanjutnya Piala AFF, setelah sebelumnya mencapai final pada 2020 dan semifinal pada edisi sebelumnya. Indonesia hanya mampu meraih 4 poin di Grup B, hasil dari kemenangan tipis 1-0 atas Myanmar, imbang 3-3 melawan Laos, dan dua kekalahan beruntun dari Vietnam (0-1) dan Filipina (0-1). Perbedaan prestasi kedua pelatih asal Korea Selatan ini pun menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola Asia Tenggara.