BolaSepak – Kekalahan Manchester United 0-1 dari Tottenham Hotspur di Tottenham Hotspur Stadium, Minggu (17/2/2025), menyisakan tanda tanya besar. Setan Merah tampil tumpul, gagal mencetak gol meski melepaskan sejumlah tembakan ke gawang Hugo Lloris. Yang lebih mengejutkan, manajer Ruben Amorim hanya melakukan satu pergantian pemain sepanjang laga, membiarkan timnya terpuruk di peringkat 15 klasemen Liga Inggris dengan koleksi 29 poin.
Gol tunggal James Maddison di menit ke-13 menjadi pembeda di laga tersebut. Meskipun penguasaan bola relatif seimbang (MU 44%, Tottenham 56%), ketajaman lini depan MU benar-benar tumpul. Statistik menunjukkan 16 tembakan dari MU, 6 di antaranya mengarah ke gawang, sedangkan Tottenham hanya unggul tipis dengan 7 tembakan tepat sasaran dari 22 percobaan.

Keengganan Amorim melakukan rotasi pemain, hanya memasukkan Chido Obi-Martin di menit-menit akhir menggantikan Casemiro, menuai kritik. Banyak pihak menilai, Amorim seharusnya berani memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk memberikan suntikan energi baru saat timnya kesulitan membongkar pertahanan Tottenham. Para pemain senior, tampaknya, gagal memberikan solusi.
Namun, Amorim punya penjelasan. Keputusan untuk minim melakukan pergantian pemain, menurutnya, berdasarkan penilaiannya terhadap performa tim di lapangan. "Ini kompetisi tersulit di dunia," ujar Amorim dalam wawancara pasca-pertandingan yang dikutip dari situs BolaSepak. "Saya berusaha berhati-hati. Saya merasa tim berusaha keras untuk mencetak gol dan saya merasa tidak perlu mengubahnya. Mereka akan bermain, mereka harus siap," tambahnya.
Amorim menekankan bahwa keputusannya didasari analisis permainan dan latihan. Ia merasa timnya berada di jalur yang tepat untuk mencetak gol, meski pada akhirnya harapan tersebut tak terwujud. Pernyataan ini tentu saja akan memicu perdebatan lebih lanjut, apakah strategi Amorim sudah tepat atau justru menjadi penyebab kebuntuan MU di laga tersebut.