BolaSepak – Kekalahan telak Manchester United 0-2 atas Arsenal di Liga Inggris dini hari tadi (5/12) menyisakan kekecewaan mendalam bagi pelatih Ruben Amorim. Ia mengakui kehebatan Arsenal dalam memanfaatkan bola mati, khususnya tendangan sudut, meski timnya sudah berupaya mengantisipasinya. Dua gol The Gunners lahir dari situasi tersebut; sundulan Timber yang merobek jala gawang David de Gea dan gol Saliba yang berbau keberuntungan.
Amorim, dalam wawancaranya dengan BBC, mengakui bahwa keunggulan Arsenal terletak pada efektifitas serangan bola mati. "Bola mati mengubah jalannya pertandingan. Selain gol-gol dari situasi itu, peluang lain yang tercipta sangat minim," ungkapnya. Ia menambahkan, kepadatan pemain Arsenal di kotak penalti membuat perebutan bola menjadi sangat sulit. "Mereka menempatkan banyak pemain di depan kiper, hampir mustahil untuk merebut bola. Kami sudah tahu hal itu, seharusnya kami bisa bermain lebih baik," tegasnya.
Lebih lanjut, Amorim menyoroti bahaya yang ditimbulkan oleh pemain sayap Arsenal, Bukayo Saka dan Gabriel Martinelli. Kemampuan keduanya untuk menciptakan peluang, baik berupa gol langsung maupun tendangan sudut yang berpotensi menjadi gol, terbukti sangat efektif. "Saka dan Martinelli adalah pemain berbahaya yang mampu menciptakan ancaman. Jika gagal mencetak gol, mereka bisa menghasilkan tendangan sudut yang sama berbahayanya," jelasnya.
Meskipun mengakui dominasi permainan Manchester United, Amorim mengakui bahwa keunggulan Arsenal dalam memanfaatkan bola mati menjadi penentu hasil akhir. "Saya rasa kami mengendalikan permainan hari ini. Hanya bola mati yang mengubah segalanya," pungkasnya. Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Manchester United untuk meningkatkan strategi menghadapi serangan bola mati lawan di laga-laga selanjutnya.
