Real Madrid mengawali kiprah Xabi Alonso di kursi kepelatihan dengan catatan kemenangan 3-1 atas Pachuca di Piala Dunia Antarklub 2025. Namun, di balik euforia kemenangan tersebut, tersimpan fakta yang mengkhawatirkan: Los Blancos tampil kurang agresif. Dua pertandingan awal di bawah komando Alonso menunjukkan kekurangan daya gedor yang cukup memprihatinkan.
Pada laga perdana melawan Al Hilal, Madrid hanya mampu melepaskan delapan tembakan dan bermain imbang 1-1. Meskipun berhasil menang atas Pachuca, peningkatan jumlah tembakan menjadi 19 masih tergolong minim. Data dari Opta menunjukkan, 27 percobaan yang dilakukan Madrid dalam dua laga tersebut merupakan angka terendah kedua dalam kurun waktu 15 tahun terakhir di bawah satu pelatih yang sama, setidaknya sejak musim 2009/2010. Catatan terburuk bahkan pernah dicatat saat era Julen Lopetegui, di mana Madrid hanya melepaskan 24 tembakan dalam dua pertandingan awal musim 2018/2019.

Alonso sendiri mengakui kurang maksimalnya penampilan timnya. "Kami mengambil banyak sisi positif, terutama tiga poin," ujarnya melalui situs resmi klub. Namun, ia juga tak menampik adanya kendala. "Kami belum bisa menunjukkan permainan terbaik kami. Kami harus beradaptasi, menjaga keseimbangan, dan penguasaan bola agar pemain merasa nyaman," tambah Alonso, menyinggung kartu merah cepat yang diterima Raul Asencio.
Pertandingan melawan RB Salzburg di Philadelphia, Jumat dini hari WIB, menjadi ujian sesungguhnya bagi Alonso. Akankah Madrid mampu menunjukkan peningkatan performa dan daya gedor yang lebih meyakinkan? Atau, angka tembakan minim ini akan menjadi indikator masalah besar yang harus segera diatasi oleh pelatih asal Spanyol tersebut? Pertanyaan ini akan terjawab dalam laga penentuan di Grup H Piala Dunia Antarklub 2025.