BolaSepak – Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, meledak. Kekecewaan Conceicao meluap usai performanya di Italia terus menjadi sasaran kritik media lokal. Sejak ditunjuk menggantikan Paulo Fonseca pada Desember 2024, perjalanan Conceicao bersama Rossoneri memang penuh lika-liku. Awalnya menjanjikan dengan raihan Piala Super Italia, namun performa Milan kemudian merosot tajam.
Kekalahan 1-2 dari Bologna Jumat lalu (28/2/2025) semakin memperparah situasi. Milan kini terpuruk di peringkat kedelapan Serie A, tertinggal delapan poin dari zona Liga Champions. Kegagalan melewati babak 16 besar Liga Champions setelah dikalahkan Feyenoord juga menambah tekanan pada Conceicao.

Kritik pedas dari media Italia, khususnya Corriere dello Sport yang membandingkan rekornya dengan Fonseca, menjadi pemicu kemarahan Conceicao. Laporan tersebut menyebutkan rekor 15 pertandingan awal Conceicao lebih buruk dari 15 laga terakhir Fonseca sebelum dipecat.
Dalam wawancara pasca-laga yang diwarnai emosi, Conceicao meluapkan kekesalannya. "Saya sadar setiap hari orang membicarakan situasi dan masa depan saya, seolah saya baru datang. Padahal, saya sudah menghadapi lima klub besar Italia, melawan pelatih seperti Sarri dan Pioli dengan tim yang secara teori lebih lemah, tapi saya selalu lolos kecuali melawan Inter," ungkap Conceicao kepada DAZN dengan nada tinggi.
Ia melanjutkan, "Saya melihat orang-orang membicarakan situasi saya. Suruh saja saya pergi kalau mereka mau, saya tidak mau satu euro pun! Biarkan saya yakinkan mereka." Conceicao juga menyoroti pencapaiannya di masa lalu, "Saya tidak datang dengan tangan kosong. Saya punya 13 trofi, 100 penampilan di Liga Champions. Tetap saja orang-orang berbicara dan mengatakan hal-hal kejam. Saya punya keluarga dan tetangga yang melihat ini, ini tidak adil!"
Di akhir wawancara, Conceicao meminta maaf atas kekesalannya, "Saya minta maaf karena sedikit kelepasan, saya lebih memilih untuk bicara soal sepakbola." Namun, amarahnya telah terlontar, menunjukkan betapa besar tekanan yang dihadapinya di San Siro.