BolaSepak – Anfield, stadion ikonik Liverpool, kembali menjadi mimpi buruk bagi Si Merah di Liga Champions. Kekalahan memalukan lewat adu penalti melawan Paris Saint-Germain (PSG) pada leg kedua babak 16 besar, Rabu (12/3/2025) dini hari WIB, memperpanjang catatan buruk Liverpool di kandang sendiri dalam fase gugur kompetisi elit Eropa tersebut. Meskipun unggul agregat 1-0 dari leg pertama, gol Ousmane Dembele di babak pertama memaksa pertandingan berlanjut hingga adu penalti yang dimenangkan PSG dengan skor 4-1.
Kekalahan ini menambah derita Liverpool. Sejak tahun 2020, Mohamed Salah dan kawan-kawan hanya mampu meraih satu kemenangan dari tujuh pertandingan fase gugur Liga Champions di Anfield. Satu-satunya kemenangan diraih saat mengalahkan Villarreal 2-0 pada leg pertama semifinal Liga Champions 2022. Sisanya? Empat kekalahan dan dua hasil imbang.

Catatan tersebut menunjukkan betapa angkernya Anfield bagi Liverpool di fase knock-out Liga Champions. Meskipun dua kali lolos dari situasi sulit di tahun 2022 – mengalahkan Inter Milan secara agregat dan Benfica dengan skor agregat telak – kenyataannya Liverpool kesulitan untuk menaklukkan lawan-lawan kuat di kandang sendiri. Anfield yang biasanya menjadi benteng kokoh, justru berubah menjadi kuburan mimpi bagi ambisi Si Merah di Liga Champions.
Data pertandingan Liverpool di Anfield pada fase gugur Liga Champions sejak 2020 menunjukkan tren negatif yang mengkhawatirkan:
- Leg 2 16 Besar Liga Champions 2020: Liverpool 2-3 Atletico Madrid (kalah agregat 2-4)
- Leg 2 Perempatfinal Liga Champions 2021: Liverpool 0-0 Real Madrid (kalah agregat 1-3)
- Leg 2 16 Besar Liga Champions 2022: Liverpool 0-1 Inter Milan (menang agregat 2-1)
- Leg 2 Perempatfinal Liga Champions 2022: Liverpool 3-3 Benfica (menang agregat 6-4)
- Leg 1 Semifinal Liga Champions 2022: Liverpool 2-0 Villarreal (menang agregat 5-2)
- Leg 1 16 Besar Liga Champions 2023: Liverpool 2-5 Real Madrid (kalah agregat 2-6)
- Leg 2 16 Besar Liga Champions 2025: Liverpool 0-1 Paris Saint-Germain (agregat 1-1, kalah adu penalti 1-4)
Pertanyaan besar kini muncul: apakah Liverpool mampu memecahkan kutukan Anfield di Liga Champions? Ataukah Anfield akan terus menjadi mimpi buruk bagi ambisi Si Merah di kompetisi Eropa? Jawabannya hanya waktu yang dapat menjawab.