BolaSepak – Mohamed Salah kembali menjadi sorotan, bukan karena aksi gemilangnya, melainkan karena penampilannya yang mengecewakan di final Carabao Cup. Liverpool takluk 1-2 dari Newcastle United di Wembley, Minggu (16/3/2025), dan Salah menjadi salah satu kambing hitamnya. Sepanjang laga, pemain asal Mesir itu seperti hilang ditelan bumi. Tak ada satu pun tembakan yang dilepaskan, bahkan menciptakan peluang pun gagal dilakukannya karena pengawalan ketat dari pertahanan Newcastle.
Padahal, Salah dikenal sebagai mesin gol yang haus akan kemenangan. Catatan apiknya saat melawan Newcastle sebelumnya seakan sirna begitu saja. Kegagalan Liverpool mempertahankan gelar Carabao Cup untuk tiga musim beruntun pun tak lepas dari performa buruk sang bintang. Media sosial pun ramai membicarakan performa mengecewakannya. Namun, jika ditelusuri lebih jauh, penampilan buruk Salah di final bukanlah hal yang baru.
Sepanjang kariernya, baik bersama klub maupun Timnas Mesir, Salah telah bermain di sembilan laga final. Hasilnya? Hanya satu gol dan satu assist yang berhasil ia sumbangkan! Satu-satunya golnya pun dicetak lewat titik penalti saat Liverpool mengalahkan Tottenham Hotspur di final Liga Champions 2018/2019. Kontras sekali dengan performa impresifnya di sepanjang musim ini, di mana ia telah mencetak 32 gol dan 22 assist dari 42 penampilan. Ada apa gerangan dengan Salah di laga-laga puncak?
Berikut catatan lengkap penampilan Salah di final:
- Final Piala Afrika 2017: 0 gol, 1 assist
- Final Liga Champions 2018: 0 gol, 0 assist
- Final Liga Champions 2019: 1 gol, 0 assist
- Final Piala Dunia Antarklub 2019: 0 gol, 0 assist
- Final Piala Afrika 2021: 0 gol, 0 assist
- Final Piala FA 2022: 0 gol, 0 assist (diganti menit ke-33 karena cedera)
- Final Liga Champions 2022: 0 gol, 0 assist
- Final Carabao Cup 2022: 0 gol, 0 assist
- Final Carabao Cup 2024: Tidak bermain
- Final Carabao Cup 2025: 0 gol, 0 assist
Misteri performa Salah di laga final ini tentu menjadi pertanyaan besar bagi para penggemar sepak bola. Apakah ada faktor psikologis yang mempengaruhi permainannya? Ataukah ada hal lain yang menjadi penyebabnya? Yang jelas, penampilannya di final Carabao Cup kali ini kembali mengukuhkan tren buruknya di laga-laga penentu.
