BolaSepak – Insiden rasisme kembali mencoreng dunia sepakbola. Wesley Fofana, bek Chelsea, menjadi korban serangan rasial di media sosial usai pertandingan Arsenal vs Chelsea di Emirates Stadium, Minggu (16/3). Pemain berusia 24 tahun itu mengunggah tangkapan layar komentar-komentar bernada rasis di akun Instagram pribadinya. Beberapa pengguna media sosial menyerangnya dengan emoji monyet, sebuah simbol penghinaan yang sudah lama dikenal sebagai bentuk rasisme.
Fofana tak tinggal diam. Ia langsung mengecam tindakan tersebut melalui unggahannya. "Tahun 2025, kebodohan dan kekejaman tak bisa lagi disembunyikan. Ini bukan sekadar sepakbola, ini bukan sekadar olahraga ketika sebagian orang merasa warna kulit mereka membuat mereka lebih unggul dari yang lain," tulisnya dengan nada geram. Ia pun menyerukan perubahan dan meminta platform media sosial untuk mengambil tindakan tegas serta mengajak pengguna internet untuk lebih bertanggung jawab.
Chelsea, klub yang dibela Fofana, juga turut angkat bicara. Dalam pernyataan resmi, The Blues mengecam keras aksi rasisme tersebut dan menyatakan kekecewaan mendalam atas pelecehan online yang diterima pemainnya. "Pelecehan yang dialami Wes Fofana setelah pertandingan kemarin sangat menjijikkan dan tidak bisa ditoleransi," tulis pernyataan resmi klub. Chelsea menegaskan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengidentifikasi para pelaku dan menjatuhkan sanksi seberat-beratnya.
Kekalahan 0-1 Chelsea atas Arsenal di laga tersebut seolah menjadi catatan kelam yang semakin diperparah oleh insiden rasisme ini. Fofana sendiri bermain selama 86 menit sebelum digantikan. Gol tunggal Mikel Merino memastikan kemenangan bagi The Gunners. Namun, fokus kini beralih pada tindakan rasis yang dialami Fofana, mengingatkan kita akan pentingnya memerangi rasisme di dunia sepakbola.
