BolaSepak – Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan Australia menyajikan drama tersendiri. Kevin Diks, bek kanan Timnas Indonesia, gagal mencetak gol penalti saat berhadapan dengan mantan rekan setimnya di FC Copenhagen, Mathew Ryan, kiper Australia. Pertandingan yang berakhir dengan skor telak 5-1 untuk kemenangan Australia ini menyimpan cerita menarik di baliknya.
Diks dan Ryan pernah berbagi lapangan di Denmark pada musim 2022/2023. Diks lebih dulu bergabung pada musim panas 2021, sementara Ryan didatangkan di musim yang sama. Namun, kebersamaan mereka singkat. Ryan hanya bertahan setengah musim di Liga Denmark sebelum hijrah ke AZ Alkmaar. Minimnya kesempatan bermain menjadi alasan kepergiannya. Dari 23 pertandingan, ia hanya tampil 11 kali, 10 di antaranya bersama Diks.

Ironisnya, pertemuan kembali kedua pemain ini terjadi dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia. Di awal babak pertama, Indonesia mendapatkan peluang emas lewat penalti setelah Rafael Struick dilanggar. Diks maju sebagai eksekutor, namun tendangannya membentur tiang gawang. Ryan, dengan tepat membaca arah tendangan, mampu menggagalkan peluang Indonesia untuk memimpin.
Kegagalan Diks menjadi titik balik pertandingan. Australia langsung tancap gas dan memborong lima gol lewat Martin Boyle, Nishan Velupillay, dua gol dari Jackson Irvine, dan satu gol dari Lewis Miller. Indonesia hanya mampu membalas satu gol lewat Ole Romeny.
"Awal pertandingan, mereka (Indonesia) jelas punya dua peluang besar, dan jika mereka berhasil memanfaatkan salah satunya, pertandingan bisa saja berbeda," ungkap Ryan kepada news.com.au.
Hasil ini membuat Australia kokoh di posisi kedua klasemen Grup C dengan 10 poin dari tujuh laga, sementara Indonesia tertahan di peringkat empat dengan enam poin. Kedua tim akan melanjutkan perjuangannya di Kualifikasi Piala Dunia. Australia akan menghadapi China, sedangkan Indonesia akan menjamu Bahrain, keduanya pada 25 Maret mendatang. Pertandingan ini menjadi bukti nyata bahwa persahabatan di lapangan hijau bisa berganti menjadi persaingan sengit demi meraih kemenangan.