BolaSepak – Pertandingan Timnas Indonesia melawan Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Selasa lalu menyisakan satu nama yang bersinar: Ole Romeny. Gol tunggalnya yang menentukan kemenangan 1-0 atas Bahrain di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, bukan sekadar keberuntungan. Ada sesuatu yang lebih dari sekadar tendangan akurat. Ada insting pembunuh.
Menerima umpan manis dari Marselino Ferdinan, Ole hanya butuh satu sentuhan untuk menaklukkan kiper Bahrain, Ebrahim Lutfallah. Dalam hitungan detik, ia harus memutuskan antara mencungkil bola atau menembak langsung. "Waktu saya memang terbatas," ungkap Ole seusai pertandingan, "tapi saya mengandalkan insting untuk mencetak gol."

Ketajaman Ole berbanding terbalik dengan beberapa rekan setimnya. Marselino dan Eliano Reijnders, misalnya, juga mendapat peluang emas namun gagal memanfaatkannya. Begitu pula dengan Ragnar Oratmangoen yang beberapa kali membuang kesempatan serupa. Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengakui hal ini. Kemampuan Ole untuk mengkonversi peluang menjadi gol, yang disebutnya ‘naluri membunuh’, menjadi pembeda.
Andai peluang-peluang emas itu bisa dimaksimalkan, posisi Timnas Indonesia di klasemen mungkin akan jauh lebih baik. Kedatangan Ole seakan menjadi jawaban atas permasalahan Timnas Indonesia selama ini dalam hal penyelesaian akhir. "Saya bangga Ole mencetak dua gol dari dua laga," puji Kluivert. "Semoga performanya di Oxford United tetap terjaga, sehingga Juni nanti dia kembali ke Timnas dalam kondisi lebih tajam." Kehadiran Ole memang menjadi angin segar bagi Garuda.