BolaSepak – Kekalahan memalukan 0-1 dari Feyenoord di De Kuip, Kamis dini hari WIB, menambah derita AC Milan. Rossoneri kembali tumbang di laga tandang fase gugur Liga Champions, memperpanjang catatan buruk mereka yang sudah berlangsung lama. Gol cepat Igor Paixao di menit ketiga menjadi satu-satunya gol yang tercipta, sekaligus menandai kegagalan Milan memanfaatkan keunggulan materi pemain dan reputasi besarnya sebagai tim tersukses kedua di kompetisi elit Eropa tersebut.
Ironisnya, Feyenoord sendiri tengah dilanda ketidakstabilan di kubu pelatih. Pascal Bosschaart, pelatih interim, memimpin tim setelah pemecatan pelatih tetap hanya dua hari sebelum pertandingan. Namun, hal tersebut tak mampu dimanfaatkan Milan untuk meraih kemenangan.
![AC Milan Hancur Lebur, Kutukan Tandang Liga Champions Berlanjut 2 AC Milan Hancur Lebur, Kutukan Tandang Liga Champions Berlanjut](https://bolasepak.co.id/wp-content/uploads/2025/02/feyenoord-vs-milan_169-2.jpeg)
Kekalahan ini semakin mengukuhkan catatan kelam Milan di laga tandang fase gugur Liga Champions. Selama 12 kunjungan terakhir, mereka tak pernah merasakan manisnya kemenangan. Lebih miris lagi, dalam periode tersebut, Rossoneri hanya mampu mencetak 5 gol, sementara gawang mereka kebobolan sebanyak 24 gol. Catatan memalukan ini tentu sangat jauh dari ekspektasi sebuah tim yang disebut-sebut memiliki DNA Eropa dan sejarah gemilang di Liga Champions dengan 7 gelar juara.
Kemenangan terakhir Milan di laga tandang fase gugur Liga Champions terjadi pada musim 2006/2007, saat mereka menaklukkan Bayern Munich dengan skor 2-0 setelah bermain imbang 2-2 di San Siro. Sejak saat itu, mimpi buruk di laga tandang terus menghantui Rossoneri. Berikut rincian 12 laga tandang terakhir Milan di fase gugur Liga Champions:
- Vs Manchester United: 2-3
- Vs Arsenal: 0-0
- Vs Manchester United: 0-4
- Vs Tottenham Hotspur: 0-0
- Vs Arsenal: 0-3
- Vs Barcelona: 1-3
- Vs Barcelona: 0-4
- Vs Atletico Madrid: 1-4
- Vs Tottenham Hotspur: 0-0
- Vs Napoli: 1-1
- Vs Inter Milan: 0-1
- Vs Feyenoord: 0-1
Catatan tersebut menjadi pertanyaan besar bagi AC Milan. Bisakah mereka memutus kutukan tandang ini dan kembali bersaing di level tertinggi Liga Champions? Pertanyaan ini akan terus menghantui Rossoneri hingga mereka mampu membuktikan sebaliknya.