BolaSepak – Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 zona CONMEBOL antara Bolivia vs Uruguay berakhir imbang tanpa gol. Namun, laga yang berlangsung di Municipal Stadium El Alto, Rabu (26/3/2025), menyimpan cerita menegangkan di balik hasil imbang tersebut. Stadion yang terletak di ketinggian 4.150 meter di atas permukaan laut, salah satu yang tertinggi di dunia, membuat tim tamu Uruguay benar-benar menderita.
Ketinggian ekstrem El Alto, dengan kadar oksigen yang tipis, menjadikan laga ini seperti pertempuran melawan alam. Uruguay, yang secara materi pemain lebih diunggulkan, justru kesulitan mengembangkan permainan. Dominasi penguasaan bola 66% berbanding 34% untuk Bolivia menjadi bukti nyata betapa beratnya tantangan yang dihadapi La Celeste. Jumlah tembakan pun menunjukkan perbedaan signifikan: 32 tembakan Bolivia dengan tujuh mengarah ke gawang, berbanding 11 tembakan Uruguay tanpa satu pun yang tepat sasaran.
Puncaknya, kapten Uruguay, Jose Maria Gimenez, terlihat membutuhkan bantuan oksigen tambahan di akhir pertandingan. Ia terlihat menghirup udara dari tabung oksigen yang tersedia di pinggir lapangan, sebuah pemandangan yang menggambarkan betapa ekstremnya kondisi di stadion tersebut. Uruguay berhasil menahan imbang Bolivia, namun perjuangan mereka sungguh luar biasa.
Keputusan Bolivia untuk berpindah kandang dari Estadio Hernandez Siles (11.940 kaki) ke Municipal Stadium El Alto ternyata berbuah manis. Setelah menelan tiga kekalahan dari lima laga kualifikasi di stadion sebelumnya, Bolivia kini tak terkalahkan di El Alto dengan catatan satu kemenangan dan dua hasil imbang. Strategi memanfaatkan ketinggian ekstrem untuk menekan lawan terbukti efektif, meski menimbulkan pertanyaan etis terkait fair play dalam pertandingan sepak bola internasional. Uruguay kini berada di peringkat ketiga klasemen sementara dengan 21 poin, sementara Bolivia di posisi kedelapan dengan 14 poin.
