BolaSepak – Wayne Rooney, nama yang begitu bersinar di lapangan hijau, kini tengah menghadapi realita pahit di dunia kepelatihan. Karier gemilang sebagai pemain, di mana ia meraih berbagai gelar bergengsi bersama Manchester United, berbanding terbalik dengan perjalanan kariernya sebagai pelatih. Empat klub telah ia tangani sejak memulai karier manajerial pada November 2020, namun kesuksesan masih jauh dari jangkauan.
Perjalanan Rooney dimulai di Derby County, awalnya sebagai pemain sekaligus caretaker, sebelum akhirnya pensiun dini untuk fokus melatih. Meskipun berhasil membawa Derby bertahan di Championship musim 2020-21, masalah keuangan dan performa buruk memaksa mereka turun kasta ke League One, berujung pada pengunduran diri Rooney pada Juni 2022.
Petualangan di MLS bersama DC United pun tak lebih baik. Dua musim beruntun finis di papan bawah klasemen dan gagal lolos playoff, memaksanya hengkang pada Oktober 2023. Empat hari kemudian, ia menerima tawaran melatih Birmingham City, namun hanya bertahan kurang dari tiga bulan. Dua kemenangan dari 15 laga menjadi catatan buruknya di sana.
Peluang di Championship bersama Plymouth Argyle pun tak mampu mengubah nasib. Kontrak tiga musim berakhir lebih cepat setelah hanya meraih 5 kemenangan dari 25 pertandingan. Secara keseluruhan, dari 178 laga yang dipimpin di empat klub berbeda, Rooney hanya mencatatkan 45 kemenangan (25,3 persen), sisanya imbang dan kalah. Persentase kemenangan yang selalu di bawah 30 persen di setiap klub yang ditanganinya.
Di usia yang masih relatif muda, pertanyaan besar kini muncul: apakah dunia kepelatihan memang jalan yang tepat bagi Rooney? Statistik yang memprihatinkan tersebut menjadi bahan renungan bagi sang legenda dan publik sepak bola.
