BolaSepak – Graham Potter, mantan pelatih Chelsea, akhirnya buka suara soal pengalaman pahitnya di Stamford Bridge. Ia mengaku salah mengira bahwa pemilik baru klub akan memberikannya waktu lebih lama untuk membangun tim.
Potter datang ke Chelsea dengan reputasi mentereng setelah sukses mengangkat performa Brighton & Hove Albion. Namun, di London, keajaiban Potter tak berlanjut. Ia hanya mampu meraih 12 kemenangan dalam 31 pertandingan, membuat Chelsea terpuruk di papan tengah klasemen Liga Inggris.
"Kesalahan saya adalah berpikir bahwa pemilik baru berarti ada peluang perubahan budaya. Ternyata, budayanya sudah jauh lebih dalam dari itu," ungkap Potter kepada Daily Mail.
Potter juga mengungkapkan bahwa tekanan di Chelsea sangat besar. Ia merasa dunia seolah-olah sudah mendekati krisis ketika Chelsea kalah beberapa kali.
"Sebelum Piala Dunia, kami hanya kalah tiga kali, melawan Arsenal, Newcastle, dan Brighton. Tapi dunia seolah-olah sudah mulai tertutup, sudah mendekati krisis," jelasnya.
Potter mengakui bahwa Chelsea terbiasa menang dan mudah untuk menyalahkan pelatih ketika hasil tidak sesuai harapan.
"Perspektif terkadang tidak mudah didapat. Klub ini terbiasa menang dan mudah untuk berpikir ‘jika kami tidak menang, mungkin pelatihnya yang tidak bekerja di level itu, mungkin dia masalahnya’. Saya mengerti mengapa mereka berpikir seperti itu, karena hasilnya tidak seperti yang mereka harapkan," terangnya.
Sejak dipecat oleh Chelsea 17 bulan lalu, Potter belum menerima tawaran pekerjaan di level klub maupun tim nasional. Namun, ia disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Erik ten Hag di Manchester United.