BolaSepak – Siapa sangka, di balik gemerlap Premier League, ada kisah pilu para manajer yang berkali-kali hanya mampu menjadi runner-up. Mereka berjuang keras, namun takdir berkata lain. Keenam nama ini membuktikan, sepakbola penuh kejutan dan tak selalu berpihak pada kerja keras semata.
Sir Alex Ferguson, legenda Manchester United, memimpin daftar ini dengan rekor mengesankan: lima kali runner-up (1995, 1998, 2006, 2010, 2012). Ironisnya, kesuksesan luar biasanya dengan 13 gelar juara seolah dibayangi oleh kegagalan-kegagalan tersebut. Sebuah catatan yang menunjukkan betapa ketat persaingan di liga terelit Inggris ini.
Arsene Wenger, arsitek kesuksesan Arsenal, juga merasakan pahitnya menjadi runner-up sebanyak enam kali (1999, 2000, 2001, 2003, 2005, 2016). Meskipun tiga kali mengangkat trofi juara, angka enam ini menjadi bukti betapa sulitnya mempertahankan konsistensi di puncak klasemen.
Jose Mourinho, dengan reputasinya sebagai pelatih top dunia, juga masuk dalam daftar ini. Dua kali merasakan kepahitan menjadi runner-up (2007, 2018), namun tiga gelar juara Premier League tetap menjadi bukti kualitasnya.
Kenny Dalglish, legenda Liverpool, mengalami hal serupa. Dua kali menjadi runner-up (1994, 1997), namun catatan tiga gelar juara sebelum era Premier League dan satu gelar di era Premier League menunjukkan kehebatannya.
Juergen Klopp, pelatih Liverpool yang kini tengah berjaya, juga pernah merasakan kegagalan ini. Dua kali menjadi runner-up (2019, 2022), namun satu gelar juara Premier League menjadi bukti bahwa ia mampu bangkit dari keterpurukan.
Nama terakhir yang melengkapi daftar ini adalah Mikel Arteta, pelatih Arsenal yang saat ini tengah bersinar. Dua kali menjadi runner-up (2023, 2024), Arteta masih berjuang untuk meraih gelar juara pertamanya. Apakah ia akan mampu membalikkan keadaan dan keluar dari bayang-bayang kegagalan? Kita tunggu saja.
