BolaSepak – Keputusan kontroversial manajer Manchester United, Ruben Amorim, untuk memainkan gelandang Kobbie Mainoo sebagai penyerang utama saat melawan Crystal Palace akhir pekan lalu, memicu perdebatan sengit. Dua penyerang baru Setan Merah, Rasmus Hojlund dan Joshua Zirkzee, hanya masuk sebagai pemain pengganti di menit ke-70, dalam laga yang berakhir dengan kekalahan memalukan 0-2. Langkah Amorim ini dinilai sejumlah pihak sebagai sebuah ujian mental bagi kedua pemain tersebut, sementara yang lain melihatnya sebagai kesalahan taktis yang fatal.
Mantan penyerang Premier League, Chris Sutton, mengungkapkan kekhawatirannya. Melalui acara BBC Radio 5 Live’s Monday Night Club, Sutton menyatakan bahwa memainkan Mainoo sebagai ujung tombak alih-alih Hojlund atau Zirkzee mengirimkan sinyal negatif kepada kedua pemain tersebut. "Amorim secara praktis mengindikasikan bahwa keduanya tak masuk perhitungan, baik dari segi performa maupun strategi," tegas Sutton. Ia bahkan memprediksi dampak buruknya terhadap mental dan motivasi kedua pemain di sisa musim ini.
Namun, pandangan berbeda datang dari mantan penyerang Premier League lainnya, Theo Walcott. Walcott menduga Amorim justru tengah menguji mental dan determinasi Hojlund dan Zirkzee. "Kadang manajer melakukan hal seperti ini untuk menguji para pemainnya. Mereka ingin melihat apakah pemain tersebut masih punya keinginan kuat untuk berjuang memperebutkan tempat utama," jelas Walcott. Ia menilai situasi ini sebagai dinamika menarik yang diciptakan Amorim, terlebih mengingat konsistensi sang manajer dalam menerapkan formasi tertentu.
Kegagalan Manchester United mendatangkan penyerang baru di bursa transfer musim dingin semakin memperkeruh situasi. Keputusan Amorim ini pun akan menjadi sorotan tajam, apakah ini sebuah strategi jenius untuk memotivasi pemain atau justru blunder yang berpotensi merusak harmoni tim. BolaSepak akan terus memantau perkembangan situasi ini.
