BolaSepak – Kegagalan Timnas Indonesia melaju ke semifinal Piala AFF 2024 meninggalkan luka mendalam bagi para pendukung setia Garuda. Kekalahan 0-1 dari Filipina di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024), menandai berakhirnya mimpi menuju gelar juara. Gol tunggal Bjorn Martin Kristensen memastikan langkah The Azkals, sementara Indonesia harus pulang dengan kepala tertunduk. Lebih dari sekadar kekalahan, ada tujuh fakta mengejutkan yang mengungkap betapa buruknya performa skuad Garuda di fase grup.
Pertama, Indonesia menjadi satu-satunya tim yang harus menerima dua kartu merah di fase grup. Marselino Ferdinan dan Muhammad Ferarri harus rela meninggalkan lapangan lebih cepat, menunjukkan indisipliner yang merugikan tim. Kedua, kekeringan gol dari skema serangan terbuka menjadi catatan memalukan. Dari empat gol yang dicetak, tiga di antaranya berkat lemparan jauh Pratama Arhan dan satu dari tendangan sudut. Kegagalan memanfaatkan peluang emas menjadi bukti nyata minimnya kreativitas di lini depan.
Ketiga, Indonesia menempati posisi kedua dalam daftar tim dengan pelanggaran terbanyak, sebanyak 52 kali. Angka ini hanya kalah dari Filipina (54 pelanggaran), menunjukkan permainan keras yang justru merugikan tim sendiri. Keempat, ini menjadi kegagalan kelima Indonesia lolos ke semifinal Piala AFF sejak 2007, menunjukkan tren buruk yang sulit dihentikan. Tahun 2007, 2012, 2014, dan 2018 juga menjadi saksi bisu kegagalan serupa.
Kelima, kekalahan ini menorehkan catatan pahit bagi pelatih Shin Tae-yong. Ia mengalami kekalahan pertama melawan Filipina dan gagal membawa Indonesia ke babak gugur. Keenam, ini merupakan kekalahan kedua Indonesia dari Filipina sepanjang sejarah pertemuan kedua tim, setelah kekalahan telak 0-4 di Piala AFF 2012. Terakhir, Indonesia menjadi salah satu tim dengan catatan offside paling sedikit, hanya dua kali, bersama Laos. Ironisnya, sedikitnya offside tidak berbanding lurus dengan produktivitas gol.
Tujuh fakta di atas menjadi cerminan dari penampilan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024. Analisis mendalam dan evaluasi menyeluruh diperlukan untuk memperbaiki performa dan menghindari pengulangan kegagalan di masa mendatang. Harapan untuk prestasi lebih baik di turnamen selanjutnya kini menjadi tanggung jawab semua pihak, dari pelatih hingga pemain.