BolaSepak – Debut Abdukodir Khusanov bersama Manchester City diwarnai mimpi buruk. Pemain muda asal Uzbekistan ini langsung menjadi starter saat melawan Chelsea, namun penampilannya justru menuai sorotan tajam dan cibiran di media sosial. Khusanov, yang baru saja didatangkan dari Lens pada bursa transfer musim dingin, menjadi pemain Uzbekistan pertama yang merasakan atmosfer Premier League. Sayangnya, pengalaman perdananya di liga top Eropa ini justru berakhir pahit.
Tanpa banyak waktu adaptasi, pelatih Pep Guardiola langsung menurunkan Khusanov sebagai starter di laga melawan Chelsea di Etihad Stadium, Minggu (26/1/2029). Keputusan berani ini berbuah petaka. Baru tiga menit laga berjalan, Khusanov melakukan blunder fatal. Umpan baliknya yang berupa sundulan kepada kiper Ederson justru direbut Nicolas Jackson, yang kemudian memberikan assist kepada Noni Madueke untuk mencetak gol pembuka Chelsea.
Kesalahan Khusanov tak berhenti sampai di situ. Satu menit kemudian, ia kembali membuat kesalahan, melanggar Cole Palmer hingga diganjar kartu kuning. Ekspresi wajah Khusanov sepanjang babak pertama menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak netizen yang berkomentar bahwa ia tampak sedih dan hampir menangis karena kesulitan beradaptasi dengan permainan cepat Premier League. Beberapa unggahan di Twitter bahkan menampilkan tangkapan layar dengan filter menangis di wajah Khusanov, menggambarkan betapa sulitnya debutnya tersebut.
Khusanov bermain selama 54 menit sebelum akhirnya digantikan oleh John Stones di babak kedua. Manchester City akhirnya menang 3-1 atas Chelsea, namun penampilan Khusanov tetap menjadi sorotan. Statistik menunjukkan ia kehilangan bola sebanyak 8 kali dan melakukan satu kesalahan fatal. Situs statistik Sofascore memberikan rating 5.4 untuknya, rating terendah di antara pemain City lainnya.
Meskipun demikian, Guardiola memberikan pembelaan. Ia memaklumi kesulitan yang dialami Khusanov, yang masih beradaptasi dengan lingkungan baru di Manchester City, termasuk kendala bahasa. Debut yang diwarnai air mata dan kritik ini tentu menjadi pelajaran berharga bagi pemain muda berbakat tersebut.